Monday 10 April 2017

MAKALAH METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI (MK)

KATA PENGANTAR


                Puji syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.  Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Meteorologi dan Klimatologi. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tak langsung dalam penyusunan laporan ini sehingga  laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai pada waktunya.
    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan, sekecil apapun akan penulis perhatikan dan pertimbangkan guna penyempuranaan dalam membuat laporan yang akan datang.
    Semoga laporan ini mampu memberikan nilai tambah bagi pembacanya dan juga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.



Ambon, Juni 2016

Penulis



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang……………………………………………………………………
2.    Permasalahan……………………………………………………………………..
3.    Tujuan……………………………………………………………………………..
4.    Sasaran ……………………………………………………………………………
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIKUM
1.    Letak……………………………………………………………………………….
2.    Fisik………………………………………………………………………………..
3.    Sosial Masyarakat…………………………………………………………………
BAB III. PRAKTIKUM INSTRUMEN
1.    Alat Pengukur Suhu Udara……………………………………………………....
2.    Alat Penyinaran Matahari………………………………………………………..
3.    Temperatur Tanah………………………………………………………………..
4.    Alat Pengukur Curah Hujan……………………………………………………..
5.    High Volume Sampler (HV Sampler)…………………………………………....
6.    Automatic Rain Gauge (ARG)…………………………………………………....
7.    Alat Pengukur Penguapan………………………………………………………..
8.    Alat Pengukur Kecepatan Angin………………………………………………...
9.    Barometer ………………………………………………………………………....
BAB IV. PENUTUP
1.    Kesimpulan………………………………………………………………………..
2.    Saran……………………………………………………………………………….



BAB I
 PENDAHULUAN


1.    LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita, kita tidak terlepas dari segala sesuatu yang berhubungan dengan geografi, baik geografi fisik dan geografi non fisik. Salah satu gejala geografi yang non fisik yang berhubungan dengan manusia secara langsung adalah peristiwa cuaca dan iklim. Peristiwa cuaca dan iklim  adalah fenomena atmosfer, cuaca dan iklim tersebut di pelajari dalam mata kuliah meteorologi dan klimatologi.
            Meteorologi atau ilmu cuaca adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu tertentu dan ruang terbatas.. Klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala cuaca, tetapi sifat-sifat dan gejala – gejala cuaca tersebut mempunyai jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi ( untuk iklim batas waktunya adalah 30 tahun ). Cuaca dan iklim tersebut di pengaruhi oleh adanya rotasi dan revolusi bumi serta perbedaan letak lintang, sehingga terjadi perbedaan cuaca dan iklim antara satu tempat dengan tmpat lain. Proses terjadinya cuaca dan iklim adalah karena kombinasi variabel iklim yang sama, yang disebut  dengan unsur ikim. Adapun unsur dari iklim tersebut adalah suhu, angin, intensitas penyinaran cahaya matahari, kelembapan, tekanan udara dan keawanan,
            Peristiwa cuaca dan iklim tersebut berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Peristiwa tersebut berpengaruh pada kegiatan atau aktivitas kehidupan manusia, misalnya saja akibat  Indonesia beriklim tropic dan eropa beriklim subtropik, iklim tersebut mempengaruhi bagaimana keadaan lingkungan tersebut, antara lingkungan yang ada di daerah tropic dan lingkungan yang berada di daerah subtropik. Hal tersebut telah membuktikan bahwa mempelajari iklim tidak dapat terlepas dari cuaca karena iklim adalah rata-rata  cuaca.
            Mempelajari ilmu meteorology dan klimatologi sangatlah dibutuhkan, karena hal tersebut berpengaruh langsung dalam kehidupan manusia. Hal- hal yang terjadi sekarang, seperti efek rumah kaca, sangat berpengaruh pada penyimpangan iklim. Untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah ada, kami mengadakan praktikum yang dilakukan di daerah Seram Bagian Barat (SBB), Desa Kairatu, kec. Kairatu, Provinsi Maluku, pada hari selasa tanggal 24 mei 2016.


2.    PERMASALAHAN
Adapaun permasalahan dalam Praktikum tersebut adalah :
1.    Bagaimana kondisi suhu udara di sekitar lokasi praktikum ?
2.    Bagaimana kondisi kelembapan di lokasi praktikum ?
3.    Bagaimana persentase keawanan di lokasi praktikum ?
4.    Bagaimana kondisi angin di lokasi praktikum ?

3.    TUJUAN
  Adapun Tujuan Dari  PraktikumYaitu :
1.    Untuk mengetahui kondisi kelembapan di lokasi praktikum
2.    Untuk mengetahui prosentase keawanan di lokasi praktikum
3.    Untuk mengetahui kondisi angin di lokasi praktikum
4.    Untuk mengetahui kondisi tekanan udara di lokasi praktikum
5.    Untuk mengetahui hubungan antara kelembapan udara dengan suhu udara.
6.    Untuk mengetahui cara kerja alat-alat meteorologi dan klimatologi.
7.    Untuk dapat memperkirakan cuaca yang akan terjadi.



BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIKUM


1.    LETAK

•    Letak Astronomi dan Letak Geografis
Batas wilayah Negeri Kairatu di-sebelah Timur dengan Huku-Kepala Air Tala dengan Watui kearah Yerewai sampai Seruawan, batas sebelah Barat dengan Sungai Riuapa sampai dengan Telaga dan air Waimital, sebelah Utara dengan Rumbatu, dan sebelah Selatan dengan Laut.
Luas Desa kairatu adalah 43,41 km2  secara administrative desa kairatu memiliki batas batas wilayah sebagai berikut :
?    Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hunitetu
?    Sebelah Selatan berbatasan dengan laut
?    Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kamariang
?    Sebelah Barat berbatasan dengan Desa waimital dan Waipirit

2.    FISIK
Dilihat dari letak geografis desa kairatu terletak pada posisi sebelah timur kabupaten seram bagian barat dan berada pada pusat kec. Kairatu, yang membawahi 12 anak dusun antara lain :
1.    Pakarena    7.    Haturapa
2.    Kalapa Dua    8.    Tinanurui
3.    Waiselang    9.    Waisari
4.    Siompo    10.    Riuwapa
5.    Waitasi    11.    Air Buaya
6.    Leamahu    12.    Talaga Ratu

a.    Topografis
Desa Kairatu merupakan sebuah desa yang terletak di pesisir pantai sampai dengan daerah pegunungan sebagian desa kairatu ± 50% Merupakan daerah daratan rendah , sementara 50%  merupakan daerah pegunungan , dan pada dataran rendah digunakan untuk pemukiman dan untuk lokasi pertanian serta infrastruktur.
Sementara pada dataran pegunungan seluruh lokasi diisi dengan perkebunaan yang di tanami oleh cengkih,kelapa,coklat,pala dan buah buahan sebagai usaha masyarakat dalam mengelolah potensi alam yang ada untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.

b.    Hidrologi
Desa kairatu adalah sebuah desa yang di aliri oleh banyak sungai.  Ada sungai yang besar dan pula sungai sungai kecil, dan dugunakan untuk kebutuhan sehari hari seperti mandi ,cuci,minum dan juga untuk aliran pertanian diantaranya persawahan.

c.    Keadaan Iklim
Temperatur rata-rata di kairatu berdasarkan data badan pusat statistic tahun 2007 adalah 26,2°C, dimana temperature maksimum rata-rata 31,0 C dana temperature minimum rata-rata 22,5°C. jumalh curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 631 mm, sedangkan

d.    Jaringan Transportasi, Listrik Dan Telekomunikasi

Untuk jaringan transportasi, listrik dan komunikasi, desa kairatutelah terpenuhi kebutuhannya dari ketiga jenis sarana ini. Desa kairatu memiliki 23 trayek dari kairatu ke desa-desa lain di dalam desa kairatu dan 11 trayek yang melayani rute kairatu piru. Jaringan listrik di kairatu tersedia dan melayani seluruh KK di kairatu siang maupun pada malam hari. Jaringan telekomunikasi tersedia dengan pelayanan 2 provider yang tersedia yaitu telkomsel dan indosat. Hal ini mengakibatkan kemampuan masyarakat untuk mengakses fasilitas transportasi dan komunikasi semakin tinggi hal ini juga di dukung dengan letak lokasi desa yang berada pada lokasi cukup strategis yaitu selain berada pada simpul pergerakan barang dan jasa di pulau seram yaitu pada jalur trans seram yang menghubungkan kabupaten seram bagian barat dengan maluku tengah dan seram bagian timur.

3.    SOSIAL MASYARAKAT
                  Pada umumnya masyarakat desa kairatu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara bertani, atau masayarakat sebagian besar desa kairatu yaitu petani, bukan hanya itu, ada juga masyarakat desa kairatu yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara memelihara hewan ternak, seperti sapi, kambing, ayam, dan hewan ternak lainnya, ada juga yang sudah menjadi pegawai negri sipil (PNS) dan juga sebagai pengusaha dan pedagang.
Masyarakat desa kairatu sangat baik dan ramah, hal itu dilihat ketika kita datang untuk melakukan kegiatan praktikum disana masyarakatnya melayani dan menerima kami Mahasiswa Program Study Pendidikan  Geografi dengan baik untuk melakuakan praktek dengan baik dan lancar dilokasi praktikum .
    Dalam praktikum kami banyak mendapat pengalaman dan ajaran yang penting dari masyarakat Desa Kairatu, untuk itu kami Mahasiswa bersyukur karena masyarakat begitu baik dan ramah melayani kami, pertannyaan demi pertannyaan yang kami tannyakan kepada masyarakat dengan baik dan ramah mereka menjawab pertanyaan tersebut.
    Kehidupan sosial masyarakat di Desa Kairatu  begitu aman dan tentram, di sertai dengan Iklim di Desa Kairatu yang begitu baik sehingga  kami dapat menikmati jalannya praktek dengan baik dan lancar  hingga selesai .
Begitulah kehidupan social masyarakat Kairatu dengan segala aktivitas-aktivitas yang di lakukan oleh masyarakat sehari-hari.
  


BAB III
PRAKTIKUM INSTRUMEN
PENGAMATAN CUACA DAN IKLIM



?    ALAT DAN FUNGSINYA

A.    ALAT PENGUKUR SUHU UDARA


             Berfungsi sebagai tempat meletakan peralatan meteorologi. Thermometer bola basah dan thermometer bola kering dibacanya satu jam sekali dan hasilnya akan didapati kelembaban udara humidity. Untuk thermometer maximum dan thermometer minimum dibacanya pada sore hari, untuk mendapatkan prakiraan cuaca. Dalam thermometer ini terdapat air raksa yang satuannya millimeter (mm), hasilnya thermometer bola basah dan bola kering dapat ditemukan dewpoint table (titik embun) dan kelembaban nisbi. Biasanya thermometer maximum posisinya sedikit yang sudah ditetapkan menjadi standar nasional. Di dalamnya terdapat empat buah thermometer.



Alat pengukur suhu udara ada 4 macam antara lain :
?    Termometer bola kering
?    Termometer bola basah
?    Termometer maksimum
?    Termometer minimum

Alat pengukur suhu udara  dipengaruhi langsung oleh matahari Oleh Karena itu alat-alat tersebut harus ditempatakan pada tempat tertentu yaitu pada sangkar meteorology. Sangkar ini berfungsi untuk melindungi alat-alat pengukur suhu udara tersebut. Ada dua jenis sangkar meteorology yaitu :
A.    Sangkar dengan ketinggian 20 cm.
B.     Sangkar dengan ketinggian 2 cm
Sangkar meteorologi ini dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
•    Terbuat dari kayu yang bercat putih
•    Mempunyai dua buah pintu dimana pintunya dibuat bersekat-sekat   supaya udara tidak bisa keluar masuk.
•    Pintunya menghadap dari utara ke selatan.
•    Ditempatkan pada tempat yang terbuka agar aliran udara  tidak terganggu.

 1.      Thermometer Bola Kering (BK)

yaitu suhu yang ditunjukkan dengan thermometer bulb biasa dengan bulb dalam keadaan kering. Satuan untuk suhu ini bias dalam celcius, Kelvin, fahrenheit. Seperti yang diketahui bahwa thermometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam thermometer. Jika kita ingin mengukur suhu udara dengan thermometer biasa maka terjadi perpindahan kalor dari udara ke bulb thermometer. Karena mendapatkan   kalor maka zat cair (misalkan: air raksa) yang ada di dalam thermometer mengalami pemuaian sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di konversika dengan satuan suhu (celcius, Fahrenheit, dll).

2.      Thermometer Bola Basah (BB)

yaitu suhu bola basah. suhu ini diukur dengan menggunakan thermometer yang (bagian bawah thermometer) dilapisi dengan kain yang telah basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya.

3.      Thermometer Maxsimum

Adalah termometer air raksa yang diletakan mendatar agak miring keatas karena adanya tabung permukaan. Pada tabung gelasnya dibuat penyempitan pembuluh (konstriksi). Jika suhu panas maka air raksa memuai sehingga permukaan air raksa naik (bergerak ke kanan) tetapi jika suhu turun, permukaan air raksa tetap pada kedudukan seperti pada waktu suhu panas, hal ini disebabkan karena adanya konstriksi yang menutup air raksa yang berada di atas nya.

4.      Thermometer Minimum

Adalah termometer yang menggunakan zat cair alkohol. Cara kerjanya jika suhu dingin maka permukaan alkohol yang bergerak ke kiri akan membawa indeks petunjuk, yang berwarna merah jika suhu naik, maka indeks akan tetap pada tempatnya, meskipun permukaan alkohol mengembang dan bergerak ke kanan.

 Cara penggunaanya :
- Bola basah dan bola kering di baca denga menggunakan titik embun dan kelembapan udara.
- Thermometer maxsimum dilihat pada sore hari sekitar pukul. 12.00-19.00
  Thermometer r minimum dilihat pada pagi hari sekitar pukul. 00.00-07.00
- Setelah dibaca kemudiaan di reset dengan cara Thermometer bola kering di angkat ke atas   kebawah sehingga mulai dari nol lagi. Thermometer bola basah di putar sehingga mulai dari nol lagi.



B.    ALAT PENYINARAN MATAHARI



    Untuk keperluan Klimatologi pengukuran radiasi matahari meliputi:
Pengukuran lamanya matahari bersinar atau Sunshine duration ialah lamanya matahari bersinar sampai permukaan bumi dalam periode 1 hari, di ukur dalam jam.
      Pengukuran intensitas radiasi matahari atau intensity of sunshine, dalam satuan gr Calori cm 2 menit -1.
Periode satu hari disebut dengan panjang hari yaitu jangka waktu matahari berada diatas horizon. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan, atau juga ditulis dalam persen terhadap panjang hari.

?    Pengukur Sinar Matahari Jenis Campbell Stokes
Campbell Stokes digunakan untuk menghitung lama penyinaran matahari atau panjang hari. Alat ini terdiri dari bola gelas berbentuk bulat berisi masa air yang terpasang ditengah-tengah sebuah mangkok dengan garis tengah + 15 cm. Pada mangkok dibuat garis-garis jam dan permukaannya dicat hitam. Bola gelas ini bekerja sebagai lensa dan panas matahari akan membakar pias kertas ditempat kertas jatuh.

?    Cara Pengukuran dan Pengoperasian

•    Penggantian dan pemasangan pias sebaiknya pada sore hari setelah pukul 18.00 waktu setempat.
•    Tulis tanggal waktu pemasangan pias pada sebalik kertas pias.
•    Gunakan Jenis pias  Campbell Stokes sesuai waktunya sebagai berikut.

?    Cara Kerja Alat

•    Sinar Matahari yang melalui bola gelas sedemikian rupa diteruskan dan difokuskan tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini.
•    Bekas sinar matahari akan meninggalkan jejak dengan terbakarnya pias sesuai dengan kekuatan sinar matahari.
•    Digunakannya bola gelas untuk memfokuskan sinar matahari secara terus-menerus tanpa terpangaruh oleh perubahan posisi matahari.
•    Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini akan diperoleh jejak pias terbakar yang tidak putus.
•    Jika matahari tertutup awan dan atau hujan akan ditinggalkan jejak yang terputus-putus.


C.    TEMPERATUR TANAH


Selain mengukur suhu udara, Stasiun Meteorologi Kairatu juga mengamati/mengukur suhu tanah pada kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, 100 cm. Sesuai dengan ketetapan (standard) dari WMO (World Meteorological Organization). Temperatur tanah dibedakan atas dua macam yaitu, temperatur tanah berumput pendek dan temperatur tanah gundul. Perbedaan terletak pada keadaan permukaan tanah dimana termometer ditempatkan ditanami rumput pendek atau tidak sama sekali (gundul).

a. Termometer tanah berumput

Berfungsi untuk mengukur temperatur atau suhu tanah berumput pada masing-masing kedalamannya
?    Bagian –bagian alat
•    Thermometer tanah berbengkok yang ditanam dalam tanah pada kedalaman yang berbeda.
•    Thermometer tanah berengkok ini adalah merupakan perubahan bentuk thermometer air raksa. Thermometer ini mempunyai kedalaman yang berbeda yaitu 0 cm, 2 cm, 5cm, 10 cm, 20 cm, dan sudut kemiringan 45 derajat..
•    Thermometer tanah tipe siwon dengan kedalaman 50 dan100 cm (disebut juga termometer berselubung loagam).

?    Prinsip Kerja
Alat ini bekerja berdasarkan proses pemuaian, jika suhu naik maka air raksa dalam reservoir akan naik.

Cara kerja alat :
Thermometer ini terdiri dari 7 buah alat yang pada bagian bawahnya ditanam dalam tanah, apabila alat ini terkena sinar matahari, maka suhu tanah akan naik menyeababkan air raksa dalam reservoir thermometer akan naik dan menunjukkan skala pada pipa.

Aplikasinya pada pertanian :
Aplikasinya pada pertanian untuk mengetahui suhu tanah yang berumput dan tanaman lain seperti kelapa sawit dan jenis tanaman lainnya.

b.  Thermometer Tanah Gundul

Thermometer ini sama dengan termometer berumput yang membedakan hanya pada jenis tanahnya yaitu atanah gundul dan tanah berumput.
Prinsip kerjanya sama dengan termometer tanah berumput yaitu melalui proses pemuaian.

Cara Kerja :
Pada dasarnya cara kerja dari alat ini hampir sama dengan termometer tanah berumput yaitu jika suhunya naik maka air raksa dalam reservoir akan naik dan menunjukkan skala pada pipa.

Aplikasi pada pertanian :
Kita dapat mengetahui dengan mudah jenis tanaman yang dapat tumbuh seperti tanaman yang berumur pendek misalnya kacang-kacangan, padi dan berbagai jenis tanaman yang cocok untuk tanah gundul.

?    Cara Kerja Peralatan
•    Prinsip kerja alat sama dengan termometer bola kering biasa yaitu, apabila suhu dalam tanah meningkat maka air raksa dalam bola termometer akan memuai dan mendesak keluar dan juga berlaku sebaliknya.
•    Ujung kolom air raksa menunjukkan suhu tanah pada kedalaman termometer yang sedang diamati.


?    Cara Pengukuran dan Pengoperasian
•    Pengamatan/pengukuran dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.
•    Mata pengamat usahakan sejajar dengan permukaan air raksa dalam termometer, hindari kesalahan paralaks dalam pembacaan suhu.
?    Pemeliharaan Alat
•    Bersihkan termometer dari debu dan lumut.
•    Bersihkan areal termometer tanah gundul dari rumput/tanaman.
•    Pelihara areal termometer tanah berumput dengan rumput pendek dan bersihkan dari tanaman pengganggu.



D.    ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN


Perbandingan antara jumlah curah hujan  yang  terjadi  selama satu bulan, dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu :
•    Atas  Normal (AN), jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya lebih besar dari 115 %.  Pada musim hujan, sifat hujan AN perlu mendapatkan perhatian, terutama jika curah hujan > 400 mm/bln, secara klimatologis cukup rawan terhadap bencana alam (banjir-tanah longsor).
•    N o r m a l  (N), jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya antara  85 % - 115 %.
•    Bawah Normal  (BN), jika nilai perbandingan terhadap rata-ratanya kurang dari 85 %.  Pada musim hujan, sifat hujan BN perlu mendapatkan perhatian, terutama jika curah hujan < 50 mm/bln, secara klimatologis cukup rawan terhadap bencana alam (kekeringan-kebakaran).

?    Penakar Curah Hujan Biasa (Typ Obs)


Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan biasa non recording atau tidak dapat mencatat sendiri. Dengan bentuk sederhana terdiri dari sebuah corong, mulut corong (bagian atas) berbentuk lingkaran dengan luas 100 cm2. Bagian bawah corong merupakan tempat penampungan air hujan. Penakar hujan ini termasuk tipe kolektor yang menggunakan gelas ukur khusus untuk mengukur curah hujan dalam skala mm (milimeter).



?    Cara Kerja Peralatan
•    Air hujan yang masuk melalui corong dialirkan kebagian penampungan air hujan.
•    Air yang tertampung dikeluarkan melalui kran dan diukur dengan menggunakan gelas penakar.
?    Cara Pengukuran dan Pengoperasian
•    Pengamatan dilakukan setiap hari pada jam 07.00 waktu setempat.
•    Buka kunci gembok, letakkan gelas ukur dibawah kran dan kemudian kran dibuka.
•    Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm atau (sesuai skala gelas), sebelum air yang ditampung dalam gelas mencapai 25 mm, kran ditutup dulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian air dalam gelas dipindah dan pengukuran dilanjutkan kembali sampai air dalam penakar habis diukur. Selanjutnya seluruh hasil pembacaan dicatat dan di jumlahkan.
•    Untuk pembacaan curah hujan lebih kecil dari 0,5 mm ditulis 0 (nol), jika lebih dari 0,5 mm ditulis 1 (satu).
?    Pemeliharaan Alat
•    Periksa dan bersihkan corong dari sampah/kotoran sehingga tidak menghambat masuknya air hujan.
•    Periksa selalu apakah penampungan bocor.
•    Pakai/gunakan selalu gelas ukur standard yang telah disediakan.
•    Setelah pengukuran pastikan kran dalam keadaan tertutup/terkunci.

?    Penakar Hujan Otomatis (Tipe Hillman)

Penakar hujan tipa Hillman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Badannya berbentuk silinder dengan tinggi 115 cm. Mulut corong (bagian atas)  berbentuk lingkaran dengan luas 200 cm 2.

?    Cara Kerja Pelaratan
•    Air hujan masuk melalui corong kemudian masuk terkumpul dalam tabung tempat pelampung.
•    Air menyebabkan pelampung beserta tangkainya terangkat naik keatas.
•    Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang gerakannya mengikuti tangkai pelampung.
•    Gerakan pena dicatat pada pias yang digulung pada silinder jam yang berputar secara mekanis.
•    Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan selang gelas) pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas maka berdasarkan sistem siphon otomatis air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung.
•    Bersamaan dengan keluarnya air, tangkai pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal.
•    Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik kembali seperti diatas.

Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias, dan dapat ditentukan kapan jatuhnya hujan dan berapa intensitasnya untuk jangka waktu tartentu. Satu kali pena pias naik menandakan hujan sebanyak 10 mm.

?    Cara Pengukuran dan Pengoperasian
•    Buka pintu penakar hujan, singkirkan pena dari pias lalu angkat silinder jam penakar keatas.
•    Putar/kunci jam secukupnya, pasang pias pada silinder yang telah ditulis tanggal pemasangannya.
•    Letakkan silinder jam pada posisi semula dengan menyetel/mencocokkan waktu yang ditunjukkan oleh pena pada pias dengan waktu setempat.
•    Untuk keperluan pengamatan iklim suatu daerah, pengambilan pias dilakukan pukul 07.00 waktu setempat.

?    Pemeliharaan Alat
•    Periksa dan bersihkan corong dari sampah/kotoran sehingga tidak menghambat masuknya air hujan.
•    Periksa selalu apakah jam berfungsi baik, jangan mengunci jam terlalu ketat.
•    Periksa selalu apakah tangkai pena berfungsi dengan baik, jangan membengkokkan tangkai pena. Periksa juga apakah mata pena masih berfungsi.
•    Gunakan gelas ukur standard yang telah disediakan, setelah pengukuran pastikan pintu penakar tertutup dengan baik.


?    Automatic rain water sampler (ARWS)

Automatic rain water sampler adalah peralatan yang digunakan untuk mengambil sample air hujan wet dan dry.

?    Fungsi Alat
•    Untuk mengambil sample air hujan yang akan diukur konsentrasi kimiannya.



?    Cara Kerja Alat
•    Jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan trigger kepada system control untuk membuka tutup tempat penampungan air yang digerakan oleh motor listrik.
•    Selama hujan, penutup akan tetap terbuka kemudian setelah hujan berhenti  maka penutup akan bergerak ke posisi semula (tertutup).
•    Sehingga air hujan yang di tempat penampungan tak terkena kotoran lain karena tertutup rapat.

E.    High Volume Sampler (HV Sampler)

?    Fungsi Alat
•    untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter)

?    Cara Kerja Alat
•    udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi.
•    Debu akan menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut.
•     Pengambilan sampling nya dilakukan dalam waktu 24 jam secara digital.




F.    Automatic Rain Gauge (ARG)


Merupakan peralatan yang digunakan untuk menghitung jumlah curah hujan dalam satuan waktu tertentu secara otomatis dengan bantuan baterai sebagai tenagannya.



o    Proses Pengambilan Data
•    Obeng (+) untuk membuka tutup badan ARG
•    Kabel konektor antara logger ARG dengan computer
•    Computer atau laptop yang sudah diinstal program untuk proses pengambilan data.


o    Format Data
•    Proses pengambilan data yang tersimpan di dalam logger dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak paket yang telah disediakan.
•    Perangkat lunak ini digunakan untuk pengambilan data, dan konversi format data menjadi file.



G.    ALAT PENGUKUR PENGUAPAN

?    Panci penguapan
    Alat in berfungsi untuk mengukur  besar nya evaporasi yang  terjadi  di permukaan bumi.  Di dalam panic evaporasi terbuka, terdiri dari :
•    Bejana atau panci tempat air
•    Thermometer apung untuk  mengukur suhu air,
•    Hook Gauge stell well untuk mengukur tinggi air dalam panci.
•    Cup counter anemometer untuk mengukur kecepatan angin rata-rata di permukaan air.
Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada temperatur diatas 00C. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan adalah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
Dalam klimatologi dikenal istilah evaporasi dan evapotranspirasi, Evaporasi adalah penguapan dari permukaan benda mati atau air yang tergenang, sedangkan Evapotranspirasi adalah penguapan dari permukaan air, tanah, dan tanaman (transpirasi). Jadi Evapotranspirasi merupakan gabungan dari tranpirasi dan evaporasi.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi dipergunakan Evaporimeter panci terbuka, dengan peralatan antara lain :
•    Panci terbuka, terbuat dari besi anti karat dengan ukuran garis tengah 122 cm, dan tinggi 25,4 cm.
•    Hook Gauge yaitu alat yang digunakan untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Alat ini terdiri dari sebuah batang yang mempunyai skala mm (milimeter), dan sebuah sekrup yang digunakan untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam panci. Skrup ini berfungsi sebagai mikrometer yang dibagi menjadi 50 bagian. Satu putaran penuh dari mikrometer mencatat perubahan ujung jarum  setinggi 1 mm.
•    Still Well adalah bejana yang terbuat dari logam kuningan yang berbentuk silinder dan mempunyai tiga buah kaki. Pada tiap kaki bejana terdapat sekrup yang digunakan untuk menyetel Still Well berdiri horisontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang saluran air untuk menjaga permukaan air dalam bejana dan panci tetap sama. Kegunaan yang lain adalah untuk menjaga permukaan air tetap tenang, sehingga penyetelan ujung jarum dapat lebih mudah.
•    Flooting Termometer (Termometer Apung). Alat ini merupakan satu set termometer maksimum dan minimum biasa yang diletakkan mengapung diatas panci berfungsi untuk mengukur temperatur air dalam panci.

?    Cara Kerja Alat
•    Laju penguapan diketahui dan diukur dari perubahan tinggi permukaan air, melalui pembacaan skala pada Hook Gauge.
•    Untuk Mengetahui laju penguapan yang terjadi pada interval waktu tertentu, dihitung selisih pembacaan akhir interval dengan permulaan interval waktu itu.

?    Cara Pengukuran dan Pengoperasian
•    Baca dan catan suhu maksimum dan minimum air.
•    Baca dan catat skala pada Hook Gauge.
•    Putar sekrup Hook Gauge perlahan-lahan sampai ujung jarum tepat berada pada permukaan air Baca dan catat skala pada Hook Gauge pada skala yang ditumjukkan oleh sekrup/mikrometer.
•    Lakukan pengamatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

?    Pemeliharaan Alat
•    Bersihkan bagian-bagian alat dari kotoran/lumut.
•    Ganti air dan bersihkan panci paling sedikit dua minggu satu kali.


H.    ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN

                   Angin dapat bergerak secara horizontal maupun vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat tekanan udara tinggi ke tempat tekanan udara yang lebih rendah. Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan permukaaan yang tidak licin, variasi yang diakibatkan oleh kekasaran permukaan disebut turbulensi mekanis.
Kecepatan angin diukur dengan Anemometer. Ada yang langsung menunjukkan kecepatan angin sesaat, dan ada pula yang menyatakan panjangnya perjalanan angin. Dalam jangka waktu tertentu, yang disebut dengan Wind Run.Cup Counter Anemometer termasuk jenis yang mengukur Wind Run ini. Untuk keperluan pertanian Cup Counter Anemometer ditempatkan pada ketinggian dua meter dari permukaan tanah.
?    Cara Kerja Alat
•    Angin yang melewati mangkuk menyebabkan mangkuk berputar. Jauhnya perjalanan angin dicatat pada counter.
•    Untuk mengetahui kecepatan angin rata-rata selama jangka waktu tertentu (interval), dihitung selisih pembacaan pada counter diakhir interval dengan permulaan interval itu.
?    Cara Pengukuran dan Pengoperasian
•    Catat counter pada saat permulaan pengamatan sesuai dengan waktu pengamatan setempat.
•    Catat counter pada pengamatan berikutnya sesuai dengan waktu pengamatan yang telah ditentukan.
•    Hitung kecepatan angin rata-rata dengan satuan meter/detik (m/dt) selama jangka waktu pengamatan.

?    Pemeliharaan Alat
•    Pelihara as (sumbu) kepala Cup Counter Anemometer dengan cara meminyakinya.
•    Jangan memutar mangkok pada saat Cup Counter Anemometer sedang beroperasi atau berputar pada saat pengamatan.

?     Cup Counter Dan Wind Vane Anemometer
 
Cup Counter (diluar Taman Alat)                Wind Vane Anemometer (didalam Taman Alat)
Pengerakan udara atau angina umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang didalamnnya terdapat dua sensor yaitu, :

•    Cup-Peopeller sensor untuk kecepatan angin
•    Vane weather cock sensor untuk arah angin
Untuk pengamatan angin permukaan anemometer dipasang dengan ketinggian 10meter dan berada ditempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10kali dari tinggi penghalang (Pohon, gedung, atau sesuatu yang menjulang tinggi).Tiang Animometer dipasang menggunakan 3 buah labrang atau kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat atau labrang berada pada arah udara dari tiang Anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang Anemometer merupakan factor terpenting terutama pada daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang Anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sandaran petir.
Dengan adanya kelengkapan dari peralatan-peralatan klimatologi, akan memudahkan bagi teknisi atau observer untuk melakukan status pengamatan. Kelengkapan peralatan ini didukung oleh kemajuan teknologi yang cukup pesat akhir-akhir ini. Tetapi bagaimanapun pesat atau moderennya pengembangan suatu alat , tetap disusun dari suatu rangkaian yang sederhana.



I.    BAROMETER


Barometer adalah alat pengukur tekanan udara. Ada beberapa tipe barometer, misalnya barometer yang menggunakan tabung kaca hampa udara. Bagian ujung tabung yang terbuka dimasukkan kedalam bejana air raksa. Bila tekanan udara naik, maka udara akan menekan air raksa yang ada di dalam tabung. Besarnya tekanan udara ialah selisih permukaan air raksa di dalam bejana dan di dalam tabung. Tipe barometer lainnya ialah barometer aneroid dan barograf yang menggunakan lempeng logam yang tipis.
?    Penempatan Alat
•    Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap (homogen)
•    Tidak boleh kena sinar matahari
•    Tidak boleh kena angin langsung
•    Tidak boleh didekat lalu lintas orang
•    Tidak boleh dekat meja kerja
Penerangan jangan terlalu besar, maksimal 25watt

?    Prinsip Kerja Barometer
•    Pada suhu serta tekanan normal tinggi air raksa berkisar 76 cm. karena ada area hampa di bagian atas barometer maka kolom mercurinya tak mengalami tekanan dari bagian ujung atas tabung kaca.
•    Untuk mengisi barometer ini diperlukan sebuah alat bernama pompa vakum. Pompa vakum ini membuat tabung kaca menjadi hampa.
•    Air raksa selanjutnya di Tarik menuju dalam tabung gelas dari wadah serta mengisi sebagian tabung kaca.
•    Untuk meningkatkan akurasinya, barometer jenis ini dilengkapi dua alat tambahan. Pertama yaitu skala ternier yang membantu pembacaan barometer supaya lebih akurat daripada hanya memakai barometer biasa. Kedua merupakan thermometer yang di pakai sebagai pengoreksi terhadap kesalahan factor luar semsial perubahan kepadatan air raksa serta perubahan bahan.




BAB IV
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
                    Klimatologi adalah kondisi cuaca rata-rata selama periode waktu tertentu, dan merupakan cabang dari ilmu atmosfer.
Cahaya, suhu, kelembaban udara, curah hujan, dan angin merupakan unsur-unsur iklim.
Cuaca dan iklim merupakan unsur yang penting dalam meteorologi. Pengamatan cuaca dan iklim dapat dilakukan oleh manusia maupun dilakukan dengan menggunakan alat – alat yang dibuat khusus untuk mendeteksi keadaan.
Sangkar meteorologi (Screen) adalah suatu tempat yang digunakan untuk meletakkan alat-alat pengamatan cuaca permukaan seperti termometer bola kering, bola basah, termometer maksimum, termometer minimum dan alat lainnya.
Alat-alat pengukuran yaitu sebagai berikut:
?    Alat ukur suhu udara adalah thermometer bola basah dan bola kering, thermometer maksimum dan thermometer minimum.
?    Alat ukur kelembaban udara adalah Hygrograf.
?    Alat ukur curah hujan adalah tipe observatorium dan hellman.
?    Alat ukur radiasi matahari adalah compbell stokes.
?    Alat ukur kecepatan angin adalah anemometer.
?    Alat ukur penguapan adalah evaporimeter panci terbuka.

B.    SARAN
•    Diharapkan agar para asisten pada meteorology dan klimatologi dapat menjelaskan lebih terperinci lagi tentang alat-alat dan aplikasinya terhadap cuaca dan iklim.
•    Diharapkan kepada peserta agar lebih aktif dalam menanyakan hal-hal yang kurang jelas dari penjelasan asisten.
•    Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami unsur-unsur pembentukan cuaca dan iklim, juga dapat mengetahui cara kerja alat-alat meteorology dan klimatologi serta dapat mengumpulkan dan mengolah datanya.

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KATA  PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya, yang mungkin sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang definisi bahasa indonesia dan asal usul bahasa indonesia serta kedudukan dan fungsi bahasa indonesia. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang ………………………………………………………………....
            B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….......
            C. Tujuan …………………………………………………………………..............
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Bahasa Indonesia Menurut Para Ahli……………………………….
B.    Asal Usul Bahasa Indonesia…………………………………………………....
BAB III KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
A.    Kedudukan Bahasa Indonesia…………………………………………………
B.    Fungsi Bahasa Indonesia……………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
            A. Kesimpulan ………………………………………………………………………
            B. Saran ……………………………………………………………………...............

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
           Melalui perjalanan sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah
mencapai perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah pemakainya,
maupun dari segi tata bahasa dan kosa kata serta maknanya. Sekarang Bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa modern yang digunakan dan dipelajari tidak
hanya di seluruh Indonesia tetapi juga di banyak negara. Bahkan keberhasilan
bangsa Indonesia dalam mengajarkan Bahasa Indonesia kepada generasi
muda dicatat sebagai prestasi dari segi peningkatan komunikasi antara warga
Negara Indonesia. Mahasiswa peserta kuliah perlu disadarkan akan kenyataan
ini dan ditimbulkan kebanggaannya terhadap bahasa Nasional kita.
Mahasiswa yang berkepribadian baik adalah mahasiswa yang menghargai
sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
          Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia ?
3. Apa fungsi bahasa Indonesia ?
C. Tujuan
         Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan tentang bagaimana sejarah lahirnya bahasa
Indonesia.
2. Dapat mengetahui kedudukan bahasa Indonesia.
3. Dapat menjelaskan tentang fungsi bahasa Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Definisi Bahasa Indonesia Menurut Para Ahli
1. WALIJA (1996),

          Mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
2. SYAMSUDDIN (1986),
        Memberi dua pengertian bahasa yaitu :
Yang Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
Yang Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
3. PENGABEAN (1981),
          Berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
4. SOEJONO (1983),
          Bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
5. BILL ADAMS,
           Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.
6. WITTGENSTEIN,
           Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
7. FERDINAND DE SAUSSURE,
          Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
8. PLATO,
         Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
9. BLOCH & TRAGER,
         Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
10. CARROL,
        Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa
11. WIBOWO (2001),
          Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
12. KERAF SMARAPRADHIPA (2005),
         Memberikan dua pengertian bahasa yaitu:
Pertama, menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
13. MACKEY (1986),
           Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.
yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
14. SUDARYONO,
        Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
15. SAUSSURE,
        Bahasa adalah objek dari semiologi.
16. Mc. CARTHY,
        Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
17. WILLIAM A. HAVILAND,
        Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
18. OWEN
    Bahasa merupakan sebagai kode yang diterima secara social atau system konvensosional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan symbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi symbol-simbol yang di atur oleh ketentuan.

19. FODOR
    Bahasa ialah system symbol dan tanda. Yang dimaksud dengan system symbol ialah hubungan symbol dengan makna yang bersifat konvensional.

20. BOLINGER
    Bahasa ialah memiliki system fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, system morfen serta sintaksis.


B.  Asal Usul Bahasa Indonesia
a.    Asal Mula Bahasa Indonesia

              Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.
Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat menggunakan bahasa Indonesia semakin menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan untuk dipakai sebagai bahasa dalam pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang tinggi membuat perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat karena semua orang ingin menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa.
Pada tahun 1930-an muncul polemik apakah bisa bahasa Indonesia yang hanya dipakai sebagai bahasa pergaulan dapat menjadi bahasa di berbagai bidang ilmu. Akhirnya pada tahun 1938 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia. Istilah belah ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang lahir dari pertemuan tersebut.
Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan di sekolah di Indonesia.

b.    Awal Penciptaan Bahasa Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa
             Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pasca kemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.

?    Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Nasional
1.    Alasan Bahasa Melayu Riau di Pilih Sebagai Bahasa Pemersatu Negara Republik Indonesia.
            Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a.  Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
b.  Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
c.  Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
d.   Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.


Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
•    Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil
kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
•    Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
•    Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
•    Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di
Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
•    Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia.
•    Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
•    Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel
Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901.

Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
a)      Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
b)      Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
c)      Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
d)     Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini. Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.
Perubahan:



Indonesia
(pra 1972)    Malaysia
(pra 1972)   
Sejak 1972
Tj    Ch    C
Dj    J    J
Ch    Kh    Kh
Nj    Ny    Nyz
Sj    Sh    Sy
Oe    U    U

Catatan: tahun 1947 “oe” sudah digantikan dengan “u”.

C. Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.      Bahasa Resmi Negara
a.       Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
b.      Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.
c.       bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi



BAB III
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA


A. Konsep Dasar Kedudukan Bahasa Indonesia
              Istilah kedudukan dan fungsi tentunya sering kita dengar, bahkan pernah kita pakai. Misalnya dalam kalimat “Bagaimana kedudukan dia sekarang?”, “Apa fungsi baut yang Saudara pasang pada mesin ini?”, dan sebagainya. Kalau kita pernah memakai kedua istilah itu tentunya secara tersirat kita sudah mengerti maknanya. Hal ini terbukti bahwa kita tidak pernah salah pakai menggunakan kedua istilah itu. Kalau demikian halnya, apa sebenarnya pengertian kedudukan dan fungsi bahasa? Samakah dengan pengertian yang pernah kita pakai?
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Kedudukan dan fungsi bahasa yang dipakai oleh pemakainya (baca: masyarakat bahasa) perlu dirumuskan secara eksplisit, sebab kejelasan ‘label’ yang diberikan akan mempengaruhi masa depan bahasa yang bersangkutan. Pemakainya akan menyikapinya secara jelas terhadapnya. Pemakaiannya akan memperlakukannya sesuai dengan ‘label’ yang dikenakan padanya.
Di pihak lain, bagi masyarakat yang dwi bahasa (dwilingual), akan dapat ‘memilah-milahkan’ sikap dan pemakaian kedua atau lebih bahasa yang digunakannya. Mereka tidak akan memakai secara sembarangan. Mereka bisa mengetahui kapan dan dalam situasi apa bahasa yang satu dipakai, dan kapan dan dalam situasi apa pula bahasa yang lainnya dipakai. Dengan demikian perkembangan bahasa (-bahasa) itu akan menjadi terarah. Pemakainya akan berusaha mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa yang telah disepakatinya dengan, antara lain, menyeleksi unsur-unsur bahasa lain yang ‘masuk’ ke dalamnya. Unsur-unsur yang dianggap menguntungkannya akan diterima, sedangkan unsur-unsur yang dianggap merugikannya akan ditolak.
Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya aturan untuk menentukan kapan, misalnya, suatu unsur lain yang mempengaruhinya layak diterima, dan kapan seharusnya ditolak. Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng di tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang. (Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami sekali lagi Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.) Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh, sampai dengan tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsepa aslinya berbunyi:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.
Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca: sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuati yang luar biasa. Dikatakan demikian, sebab negara-negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan sana-sini.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti di atas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur, sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahsa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi
Sebagaimana kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi pun mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Hal ini terbukti pada uraian berikut.
Secara resmi adanya bahasa Indonesia dimulai sejak Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Ini tidak berarti sebelumnya tidak ada. Ia merupakan sambungan yang tidak langsung dari bahasa Melayu. Dikatakan demikian, sebab pada waktu itu bahasa Melayu masih juga digunakan dalam lapangan atau ranah pemakaian yang berbeda. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua oleh pemerintah jajahan Hindia Belanda, sedangkan bahasa Indonesia digunakan di luar situasi pemerintahan tersebut oleh pemerintah yang mendambakan persatuan Indonesia dan yang menginginkan kemerdekaan Indonesia. Demikianlah, pada saat itu terjadi dualisme pemakaian bahasa yang sama tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya: jiwa kolonial dan jiwa nasional.
Secara terperinci perbedaan lapangan atau ranah pemakaian antara kedua bahasa itu terlihat pada perbandingan berikut ini.
Bahasa Melayu:    Bahasa Indonesia:
a. Bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda, terutama untuk tingkat yang dianggap rendah.
b. Bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang didirikan atau menurut sistem pemerintah Hindia Belanda.
c. Penerbitan-penerbitan yang dikelola oleh jawatan pemerintah Hindia Belanda.     a. Bahasa yang digunakan dalam gerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
b. Bahasa yang digunakan dalam penerbitan-penerbitan yang bertuju-an untuk mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia baik berupa:
1) bahasa pers,
2) bahasa dalam hasil sastra.
Kondisi di atas berlangsung sampai tahun 1945.
.    
B. Fungsi Umum Bahasa Indonesia
                Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa.
Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia.
Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
1.      Fungsi praktis
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2.      Fungsi kultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
3.      Fungsi artistik       
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4.      Fungsi edukatif   
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5.      Fungsi politis   
Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasi pemerintahan.
Mencermati keadaan dan perkembangan dewasa ini, semakin terasakan betapa besar fungsi dan peran bahasa dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa kehidupan manusia terasa hampa dan tidak berarti. Melalui peran bahasa, manusia dapat menjadikan dirinya menjadi manusia berbudi pekerti, berilmu dan bermartabat tinggi.
Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan fungsi bahasa yaitu sbb:
1.      Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.
2.      Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.

Fungsi Khusus Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa secara khusus :
1.      Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2.      Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3.      Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4.      Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.



BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
             Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu termasuk rumpun bahasa
Austronesia yang telah di gunakan sebagai lingua franca di nusantara sejak abadabad
awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional ditetapkan melalui ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 . Dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 36 ”bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”. Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, diumumkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pasca kemerdekaan. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 36.

B. Saran
           Dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga
pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media
cetak juga harus berbahasa Indonesia. Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
Sebagai penyusun saya merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca.




DAFTAR PUSTAKA


DR. Alek & Prof. DR. H. Ahmad H.P. “Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta: Kencana, 2011.

Http://Sejarah Bahasa Indonesia _ indoSastra.com.htm
Kanzunnudin, Muhammad. 2011. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia.. Rembang: Yayasan Adhigama.

Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH

KATA PENGANTAR


             Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayat-NYA sehingga laporan kegiatan pratikum ini dapat di selesaikan oleh penulis. 
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk tugas mata kuliah “Praktikum Geografi tanah”. Dalam penyelesaian laporan pratikum ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak untuk itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih.
Penulis banyak menyadari atas keterbatasan dan kekurangan dalam menulis laporan hasil pratikum ini. Maka penulis mengharapkan  segala masukan baik saran maupaun kritik, demi penyempurnaan laporan pratikuam ini ke depan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.




Ambon,  15 Juni 2016

Penulis




DAFTAR ISI

I.    PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang…………………………………………………………………
2.    Tujuan Pratikum……………………………………………………………….
3.    Manfaat Pratikum………………………………………………………………

II.    KAJIAN PUSTAKA
1.    Sifat – Sifat Fisik Tanah………………………………………………………..
2.    Factor – Faktor Pembentukan Tanah………………………………................
3.    Proses – Proses Pembentukan Tanah………………………………………….

III.    METODE PRATIKUM
1.    Lokasi dan Waktu Pratikum………………………………………………........
2.    Metode Pratikum………………………………………………………………..
3.    Alat dan Bahan…………………………………………………………………..

IV.    HASIL LAPANGAN
1.    Kondisi Umum Lokasi Pratikum………………………………………………………..
a.    Letak dan Luas ( letak secara administratif, geografis, astronomis)
b.    Kondisi Iklim
c.    Kondisi Hidrologi
d.    Kondisi Topografi
e.    Kondisi Geologi
f.    Kondisi Tanah
g.    Kondisi Vegetasi dan Penggunaan lahan
2.    Data/ informasi pengamatan tanah……………………………………………………..
a.    Eksternal karakteristik
b.    Internal karakteristik ( sifat fisik, kimia, dan biologi)
V.    PEMBAHASAN
1.    Pengaruh Faktor, Sifat (Sifat Fisik,Kimia, Biologi) dan proses pembentukan tanah………………………………………………………………………………
2.    Klasifikasi Tanah………………………………………………………………...
3.    Analisis Sesuai hasil Lapangan………………………………………….............
VI.    PENUTUP
1.    Kesimpulan……………………………………………………………………………
2.    Saran…………………………………………………………………………………..
Lampiran – lampiran



BAB I
PENDAHULUAN


  1.     Latar Belakang
    Diseluruh bumi terdapat aneka macam tanah, mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur, warna putih,merah,kelabu, coklat,hitam dan lain-lain. Di Indonesia juga terdapat banyak jenis dan macam tanah. Sebagai negara tropis, Indonesia memungkinkan untuk bercocok tanam sepanjang tahun. Kesuburan tanaman tidaklah lepas dari kesuburan tanah tepatnya tumbuh. Kesuburan tanah tiap daerah tidaklah sama untuk itu di perlukan ilmu khusus untuk mengkajinya. Kajian tersebut selain untuk mengetahui tingkat dan persebaran tanah antar daerah, juga untuk menentukan langkah yang tepat untuk di perlukan terhadap tanah tersebut.
Salah satu ilmu yang mempelajari tanah adalah geografi tanah. Geografi tanah sendiri ialah merupakan ilmu tentang penyebaran jenis-jenis tanah secara geografis dan dikaitkan dengan factor-faktor pembentuk tanahnya dan kajian yang dilakukan saat praktikum geografi tanah adalah mulai dari keadaan disekitar tanah, lereng, tekstur, struktur, konsistensi, kemasaman tanah, kandungan bahan organic, serta kandungan kapur di dalam tanah. Dalam geografi tanah tidaklah hanya mempelajari teori tentang tanah-tanah saja, melainkan juga dituntut untuk adanya praktek langsung guna bias membuktikan langsung tentang jenis-jenis tanah yang ada.
Praktikum geografi tanah bertujuan untuk menganalisa tanah guna mengetahui jenis tanah dari sample yang ada. Dalam menganalisa dibutuhkan ketelitian serta kecermatan sehingga mendapatkan informasi yang akurat. Oleh karena itu dalam proses analisa dibutuhkan ketelitian dan pemahaman yang baik tentang geografi tanah.dengan keakuratan data, diharapkan hasil analisa dari praktikum tersebut dapat dijadikan sebagai refrensi untuk pengolahan tanah yang tepat.
Laporan ini disusun agar memberikan informasi yang baik dan benar. Dalam penyusunan laporan ini tidak luput dari kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam kelengkapan data. Saran dan kritik yang membangun dapat di jadikan koreksi bagi penyusun.


2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum geografi tanah adalah sebagai berikut:
   1. Mengetahui kegunaan dari masing-masing alat
   2. Memperoleh data dan informasi tentang sifat fisik dan kimia tanah.
   3. Memperoleh data dan informasi tentang faktor-faktor pembentukan tanah.
   4. Memperoleh data dan informasi tentang proses-proses  pembentukan tanah.
   5.  Menetapkan nama jenis tanah berdasarkan sifat fisik dan kimia tanah dilapangan serta    mengetahui faktor dan proses pembentukan tanah yang berlangsung.



  3.  Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah :
   1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang Geografi Tanah/Penyebaran Tanah.
   2. Sebagai informasi kepada mahasiswa tentang sifat dan ciri masing-masing jenis tanah sesuai kriteria yang benar.
   3. Sebagai bahan masukan (referensi) untuk masyarakat dan apabila ada peneliti-peneliti lanjutan









BAB II
KAJIAN PUSTAKA


    Sifat - Sifat Fisik Tanah

    Warna Tanah.
                     Kalau kita melihat dan mengamati warna tanah pada saat praktikum berlangsung ada berbagai macam warna tanah pada profil yang di observasi. Warna tanah menunjukan kandungan unsur dalam tanah tersebut. Misalnya warna Hitam Kecoklatan menunjukan kandungan humus yang tinggi atau kadang- kadang kandungan mangan yang tinggi, warna merah menunjukan kandungan besi, warna kelabu menunjukan Alumunium, warna putih/terang menu njukan kandungan kwarsa. Di samping itu warna tanah juga dapat menunjukan keadaan drainase tanah. Misalnya warna- warna kelabu dengan topografi yang datar cenderung mencirikan sifat hidromorfik, warna biru kehijauan, hijau kebiruan dan sebagainya yang mencirikan warna- warna gley menunjukan keadaan penggenangan yang lama, misalnya daerah- derah rawa. Sifat hidromorfik lebih nyata di tunjukan oleh mottling. Jadi Warna tanah yang di amati pada waktu praktikum dengan menggunakan buku “ munsell soil collour char, untuk menentukan warna tanah.
      
    Tekstur tanah.
                                 Tekstur tanah adalah perbandingan relatif partikel pasir debu dan liat dalam tanah. Dalam pengertian ini tekstur tanah merupakan partikel-partikel lebih kecil dari 2 mm. Jadi tekstur tanah dapat di tetapkan di lapangan pada saat kegiatan praktikum berlangsung itu dengan cara merasa dan di teliti, yaitu dengan mengambil sedikit tanah dengan jari tengah dan ibu jari, kemudian di tetesi sedikit air, lalu di rasakan melalui pijitan tanah tersebut dengan jari. Rasakan apakah terasa kasar, licin, atau lengket. Apabila trasa kasar tanah tersebut banyak mengandung pasir, bila licin banyak mengandung debu, dan apabila lengket banyak mengandung lempung.
Penetapan tekstur di lapangan itu mengikuti pedoman yang di berikan oleh Tan Kim Hong (1968), dengan cara mersakan tanah melalui pijitan tanah antara ibu jari dan telunjuk dan di dasarkan atas baik tidaknya pembentukan pita tanah.

    Struktur tanah.
                              struktur tanah merupakan cara pengikatan butir-butir tanah yang satu terhadap yang lain. Partikel-partikel pasir debu dan liat dalam tanah akan mengalami agregasi membentuk fraksi sekunder. Penyusun baik fraksi primer maupun sekunder dalam arti bagaimana bentuk hasil penyusun itu, di sebut struktur tanah. Oleh karena itu penyipatan struktur tanah di dasarkan pada bentuk agregat, ukuran dan derajat perkembangannya. Berba gai jenis struktur tanah antara lain berupa gumpalan atau remah. Struktur tanah pada berbagai lapisan tanah bisa berbeda, kegiatan-kegiatan petani berupa pembajakan pemupukan, dan pengolahan tanah bisa mengubah struktur tanah asli. pada lahan rawa atau gurun, struktur tanah kurang atau tidak terbentuk, karena butiran tanah bersifat tunggal atau tidak terikat satu sama lain. 
    

    Konsistensi Tanah.
                                 Konsistensi tanah adalah staf tanah untuk mempertahankan dirinya terhadap setiap usaha atau gaya yang akan merubah bentuknya. Sifat fisik yang menyatakan besar kecilnya gaya kohesi dan adhesi dalam berbagai kelembapan.
            Menurut Baver (1956) konsistensi tanah sebagai manifestasi kekuatan sifat-sifat kohesi dan adhesi yang terjadi dalam tanah pada keadaan kelembaban yang berbeda. Sifat konsistensi tanah dapat kita ketahui dengan mencoba memecah tanah tersebut, hal itu berarti bahwa tanah mempunyai konsistensi yang kuat. Penetapan konsistensi tanah di  lapang dengan meremas dan memijit tanah dengan tangan  pada salah satu atau lebih dari  darai ketiga keadaan tersebut
      
    Pori-Pori Tanah
                                 Tanah di katakan bersifat porous apabila mudah atau cepat meresapkan air. Berarti tanah tersebut mempunyai pori-pori yang besar dan dominan, misalnya tanah yang bertekstur pasir bersifat porous. Porositas merupakan persentase volume pori yang ada di dalam tanah di banding volume massa tanah. Pengamatan pori-pori tanah berdasarkan kriteria dari Jhonson, et al. (1960) yaitu dengan melihat tiga sifat pokok yaitu jumlah (abudance); diameter, kontinyuitas, orientasi atau arahnya, distribusi dan morphologi.

    Cutan.
                                Cutan merupakan istilah umum yang di gunakan untuk seluruh lapisan tipis liat yang nyata (clay skin, clay bridges) yang memberi istilah cutan adalah Brewer dalam Journal Soil Sciance 1962. Cutan di nilai dalam kwantitas (quantiy), ketebalan(thickness) dan kalau mungkin bahan bahan alami penyusunannya (nature).

    Bahan kasar.
                                 Bahan kasar dalam tanah dapat merupakan fragmen batuan atau fragmen mineral. Pada daerah-derah tropis basa di mana proses hancuran iklim berjalan cepat, keberadaan dari batuan dan mineral terlapuk dalam tanah merupkan indikasi penting baik klasifikai tanah secara praktis maupun ganesa tanah. Duformasi yang perlu di ambil adalah nengenai jumlah, ukuran, bentuk dan nature.

    Modul Mineral.
                               Modul mineral merupakan variasi konkresi, akresi dan residu Nodul mineral. Informasi yang di ambil adalah mengenai jumlah, ukuran, kekerasan bentuk warna dan nature.

    Pan
                    Pan dapat di definisikan sebagai lapisan yang kompak atau mengeras yang terbentuk dari bahan-bahan tertentu maupun akibat tertentu. Dikenal dua kelas besar dari pan yaitu yang mengalami sementsi, tetapi kebiasaannya yang di sebut sebagai pan ialah mengalami sementasi.

    Keadaan Akar. 
                                Diamati penyebaran akar dalam profil meliputi ukuran akar, jumlah akar dan sampai kedalaman akar. Kedalaman perakaran dengan mengukur sampai kedalaman mana perakaran dari akar dalam profil.


    Faktor – Faktor Pembentukan Tanah
Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, topografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan makhluk hidup. Setelah diketahui bahwa tanah berkembang terus, maka faktornya ditambah dengan waktu. Tofografi (relief) yang mempengaruhi tata air dalam tanah dan erosi tanah juga merupakan faktor pembentukan tanah.

1.    Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (temperatur). Faktor pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan suhu.

    Curah Hujan
Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau pH tanah makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya, Na, Ca, Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah tingkat keasaman tanah dan makin tinggi pH tanah. Makin lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini desebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam tanah.
    Suhu (temperatur)
Suhu sangat berpengaruh bagi proses pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi yang meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.


2.    Bahan Induk
Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun pembentukan tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik. Batuan dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis batuan, yaitu beku, batuan endapan dan batuan malihan.

3.    Bahan Organik
Bahan organik brperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan warna tanah coklat kehitaman.serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah. Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah.
Faktor yamg mempengaruhi bahan organik tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin ke bawah makin berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya suhu maka makin tinggi pula bahan organik yang terkandung dalam tanah.

4.    Makhluk Hidup
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena jumlahnya banyak dan berkedudukan tepat untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.  Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam proses peruraian bahan organik menjadi unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekoposisi) serasaah. Pada waktu malam hari cacing–cacing membawa guguran dedaunan dan rerumputan ke dalam lubang-lubangnya dan mencampur dengan mineral-mineral tanah. Sokresin yang dikeluarkan mengandung Ca lebih banyak daripada tanah disekitarnya.

5.     Topografi
Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air di dataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah. Di daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah.

6.    Faktor Waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk. Gunung berapi mengendapkan lava dan abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut, seringkali pengendapan lava ataupun terjadinya letusan gunung tidak terjadi pada waktu yang sama. Semua tingkatan perkembangan tanah dapat ditemukan kembali pada endapan-endapan itu. Di daerah beriklim tropika, pembentukan tanah dari bahan induk berupa abu gunung berapi berlangsung cepat, sehingga dalam waktu empat belas tahun sudah dapat terbentuk tanah yang cukup subur.


    Proses - Proses Pembentukan Tanah
    Proses  Pembentukan Tanah  Leaching.

        Yaitu suatu proses dimana unsur-unsur pokok dapat larut hilang dari tanah. Apbila curah hujan (p) melebihi Evapotranspirasi (Ept), zat terlarut di larutkan oleh air perkolasi. Larutan garam akan hilang dlam air drainase dari lapisan atas ke lapisan dalam. Proses ini sangat dominan pada daerah iklim humida, pada proses terbentuk horison BW, horison cambic. Pencucian  basa-basa dari lapisan permukaan oleh peranan dari asam humus yang membentuk liat humus kompleks dengan basa-basa, tetapi karena  H^+ tinggi maka  H^+ mengganti kedudukan basa-basa,kemudian basa-basa tercuci oleh air perkolasi, oleh karena itu pada horison BW tertinggal bahan hancuran iklim sedangkan ion-ion basa-basa tercuci terus oleh air dranase.
    Proses  Pembentukan Tanah Eluviasi.
        Pengertian semula dari proses eluviasi ialah kehilangan bahan-bahan dari bagian atas (horison eluvial), tetapi proses kehilangan bahan-bahan dengan proses  eluviasi mempunyai ciri tertentu, yaitu humus terakumulasi pada horison atas dan tercuci dari lapisan atas (horison aluvial) dan akan terakumulasi pada lapisan bawah (horison aluvial) pencucian liat di sini secara mekanik oleh air perkolasi dan sering di sebut juga di sebut liksiviasi.


    Proses  Pembentukan Tanah Podsolisasi
        Proses ini umumnya terjadi ada tanah-tanah derah humida dingin, vegetasi hutan. Menurut Tan Kim Hong dan Van Schuylenborgh (1968), prosea ini dapat terjadi pada daerah tropis basah dimana curah hujan tinggi dan vegetasi hutan dimana bahan organik tersuplai banyak sehingga dapat terbentuk koloid humus. Koloid humus yang berperan dalam membungkus atau melindungi koloid-koloid liat (mineral) sehingga pencucian liat dari lapisan atas ke lapisan bawahsecara terdispresi. Pada horison bawah terjadi akumulasi koloid humus (organik), besi dan alumunium, pencucian logam-logam (basa-basa) baerjalan sangat serius melalui air drainase.
    
Proses  Pembentukan Tanah Klasifikasi.
        Proses klasifikasi terjadi pada daerah dengan curah hujan rendah (curah hujan tahunan kurang dari 625 mm) untuk daerah iklim sedang dan berkurang dari 1125 mm pada daerah tropis yang vegetasinya rumput-rumput atau semak. Karena R < Ept maka air perkolasi sangat sedikit, proses pencucian baik leaching atau eluviasi berjalan sangat lambat akibat gerakan air kapiler kepermukaan kation Ca dan lain-lain bertambah kelapisan permukaan sehingga lapisan tanah atas tetap memperoleh Ca cukup dimana koloid-koloid diprtahankan pada tingkat kejenuhan basa tinggi.

    Proses  Pembentukan Tanah Rubefaksi.
        Proses ini terjadi pada daerah dengan kondisi iklim dingin lunak dan lembab serta iklim panasnya kering dan hangat (daerah mediteran) atau daera-daerah tropis atau subtropis dengan musim kering yang nyata. Proses ini berlangsung baik apabila bahan induk kaya akan besi. Pada keadaan basa oksida besi berada dalam bentuk oksida-feri terhidrat dan akibat musim kering yang panas dehidrasi (H_2O tinggi) dan kristalisai berubah menjadi hematif yang berwarna merah cerah. Proses ini disebut juga Ferusinasi.

   Proses  Pembentukan Tanah Ferallitisai.
        Proses ini merupakan prose khas dengan kawasan tropica lembab dan basah dengan suhu hangat tanpa selingan musim kering yang berarti. Kelebihan air hujan mencuci mineral liat yang mengandung silikat, akibatnya kadar R_2 O_3 pada horison eluviasi meningkat. Proses ini juga di kenal sebagai proses laterisasi, latolisasi atau kaolonisasi. Syarat mutlak proses in dapat terjadi dengan baik adalah curah hujan tinggi sepanjang tahun.

  Proses  Pembentukan Tanah Plintisasi.
        Pada tanah-tanah oxisol disamping proses-proses ferallitisasi juga berlangsung proses plintisasi yaitu pembentukan plintit. Plintit merupakan bahan liatan yang bebercak, bersifat lunak atau keras, kaya R_2 O_3, miskin bahan organik. Bercak-bercak berwarna  merah-kemerahan atau keunguan pada matriks berwarna kelabu biru. Proses ini terjadi pada tempat-tempat dengan perembasan air buruk karena air tanah dangkal atau perkolasi yang terhambat.

    Salinisasi.
        Salinisasi dapat terjadi pada daerah iklim kering (arid) dimana evapotranspirasi melebihi curah hujan, sehingga tidak cukup air untuk pencucian garam, malah ion garam mengikuti air kapiler naik kepermukaan sehingga kadang-kadang terjadi lapisan garam di permukaan dan terjadi struktur yang stabil dengan garam yang netral pada horison A dan deposisi garam dalam pori dan celah-celah dalam lapisan tanah bawah (B).
    
Alkalisasi.
        Proses ini terjadi apabia ion-ion N_a yang teradsorbsi cukup banyak dan mendominer kompleks pertukaran liat humus (Na lebih dari 15 % seluruh kation yang teradsorbsi). Ion-ion Na berasal dari garam-garam Na_2CO_3 dan NaHCO_3. Terjadi dispersi dari liat dan humus pada horison permukaan dan terajdi pencucian dari koloid-kolid terdispersi tadi bersma kation-katon basa. Kation-kation Ca dan Mg akan tecuci terus dalam air drainase. Tanah yang terbentuk di namakan tanah solonet (alkali hitam) dengan pH cukup tinggi antara 8,5-10.

    Solodisasi.
        Proses ini merupakan pencucian dan degradasi intensif dari ion-ion Na dalam kompleks pertukaran di ganti oleh ion-ion H, dimana pH lapisan permukaan dapat turun sampai mencapai 4-4,5. Apabila tanah yang mengandung karbonat (ion-ion Ca dan Mg) banyak, maka ion-ion Natrium di lapisan bawah.dengan demikian tidak terbentuk tanah solod tapi tanah Normal. Proses ini di sebut dealkalisai.

    Gleisasi.
        Pada waktu keadaan air tanah tinggi atau penggenangan dalam waktu cukup lama, udara dalam tanah sangat kurang (keadaan aerobik) maka akan terjadi prose reduksi. Reduksi akan menyebabkan warna tanah kelabu kebiruan atau kehijauan, yaitu warna dari senyawa-senyawa vero. Proses ini dikenal dengan proses gleisasi. Apabila gejala-gejala tersebut membentuk suatu lapisan dalam tanah terbentuklah suatu horison yang di sebut horison gley.
   
  Pembentukan Peat (Gambut).
       Pada daerah-daerah dengan drinase buruk tetapi vegetasi cukup banyak/ lebat, sehingga produksi bahan organik mentah sangat cepat sedang proses dekomposisinya sangat terhambat, sehingga tertimbunnya bahan-bahan organik dalam berbagai tingkat pelapukan secara berlapis yang di kenal sebagai gambut. Apabila proses pelapukan bahan organik berjalan baik, dimana terbentuk lapisan permukaan yang hitam sebagai campuran bahan mineral dengan bahan organik melapuk atau humus maka proses ini di sebut melanisasi.

    Self Mulching, Self Swallowing, Sickenside.
        Terjadi apabila tanah-tanah yang didominir oleh mineral liat montmorilonit serta keadaan musim kering dan basah bergantian secara teratur. Montmorilonit adalan liat berkisi 2: 1 yang bersifat mengerut kalau kering dan membengkak kalau basah. Apabila terjadi retakan-retakan tanah masuk lebih dalam, dimana pada musum panas retakan-retakan itu melebar, maka granular hasil self mulching akan bergerak masuk kedalam retakan sehingga sebagian retakan atau seluruhnya penuh dengan granula-granula lapisan Self Swallowing atau pendangkalan sendiri.   


BAB III
METODE PRAKTIKUM



1. Lokasi Dan Waktu Praktikum
Lokasi dan waktu praktikum geografi tanah pada hari senin 24 MEI 2016, jam 16.00 – selesai. terletak di desa kairatu, kecamatan kairatu, kabupaten seram bagian barat, provinsi maluku. Untuk menempuh lokasi praktikum yang dilakukan di desa kairatu kami melakukan perjalanan kurang lebih 6 jam dari kampus unpatti PGSD menuju lokasi praktikum tepatnya di desa kairatu. Perjalanan di lakukan menggunakan bus ormas, yaitu perjalanan awal menggunakan bus dari kampus unpatti menuju dermaga verry di liang, dan di lanjutkan menggunakan kapal penyebrangan yaitu kapal verry, setelah sampai di pelabuhan p. seram tepatnya di pelabuhan waipirit kami melanjutkan perjalanan sampai ke tempat praktikum yaitu di desa kairatu (SBB).

2. Metode Praktikum
Metode yang digunakan adalah metode observasi atau tinjauan langsung dilakukan  dengan tahapan – tahapan  pengambilan sampel pada profil tanah dengan kedalaman 0–200 cm yang didalamnya terdapat delapan  lapisan ( Horizon Tanah). Pengamatan  yang dilakukan pada profil tanah  dengan menganalisis  sifat – sifat  fisik maupun kimiawi dari tanah.

3. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan  yang digunakan  merupakan alat khusus untuk pratikum  Geografi Tanah dengan fungsi yang berbeda – beda  yaitu :

    Alat yang di gunakan dalam praktikum yaitu sebagai berikut :
No    Nama Alat    Fungsi
1.    Kompas     Untuk menentukan arah
2.    Kompas geologi    Untuk menentukan arah DIP dan Strike pada sesar
3.    Palu geologi    Untuk identifikasi tingkat kekerasan batuan atau mineral di lapangan
4.    Buku munsell soil color chart    Untuk mengidentifikasi warna tanah di lapangan
5.    Bor tanah    Untuk bor tanah sesuai kriteria pengamatan tanah
6.    pH meter    Untuk mengukur tingkat kemasaman tanah atau air
7.    GPS    Untuk menentukan posisi, ketinggian dan arah
8.    Altimeter     Untuk mengukur ketinggian dari permukaan laut
9.    Klinometer/abneylevel    Untuk mengukur kemiringan lereng
10.    Pisau dan skop lapang    Untuk membuat profil tanah dan mengambil sampel tanah
11.    Meter (besar dan kecil)    Untuk mengukur kedalaman lapisan tanah (kedalaman solum tanah)
12.    Loup/kaca pembesar    Untuk mengidentifikasi pori tanah dan batuan
13.    Buku lapang dan peralatan tulis    Untuk mencatat semua informasi yang berkaitan dengan data PKL
14.    Seperangkat komputer    Untuk pembuatan peta dan penulisan laporan


    Bahan yang di gunakan sebagai praktikum yaitu sebagai berikut :

No    Nama Bahan    Fungsi
1.    Peta Geologi    Gambar yang menunjukan sebaran geologi
2.    Peta Topografi    Gambar yang menunjukan sebaran perbedaan ketinggian
3.    Peta Geomorfologi    Gambar yang menunjukan sebaran bentuk wilayah
4.    Kertas Kalkir    Bahan untuk penggambaran peta
5.    Kertas Milimeter Blok    Bahan untuk penggambaran peta
6.    Larutan HCL    Untuk mengidentifikasi ada dan tidaknya kandungan kapur
7.    Larutan H2O2    Untuk mengidentifikasi kandungan bahan organic tanah dilapangan
8.    Aquades     Cairan netral untuk identifikasi bahan lain



BAB IV
HASIL LAPANGAN


1. Kondisi Umum Lokasi Praktikum
    Letak Dan Luas (Letak Secara Administratif, Geografis dan Astronomis)

    Lokasi Pratikum dilakukan tepatnya di Desa Kairatu
 ( belakang BPKP)
    Letak administrative desa kairatu, kecamatan Kairatu, berada pada Kabupaten Seram Bagian Barat. Jenis tanah yang terdapat merupakan tanah berbahan induk Alluvium.
    Letak Geografis desa Kairatu :
    Sebelah utara berbatasan dengan laut seram
    Sebelah barat berbatasan dengan teluk piru
    Sebelah timur berbatasan dengan Maluku tengah
    Sebelah selatan berbatasan dengan pulau ambon, pulau saparua, dan pulau haruku.
    Letak astronomis : 03°20’28,85“ LS dan 128°22’25,00“ BT

    Kondisi Iklim

Kondisi iklim : Cerah berawan

    Kondisi Hidrologi

    Kedalaman Air Tanah : > 164 Cm dibawah permukaan tanah.
     Lama Genangan : > 1 Bulan (30 Hari).
     Tinggi Genangan Musim Hujan : 30 Cm di bawah permukaan tanah.
     Tinggi Genangan Musim Kemarau : Tidak ada.
     Tinggi Genangan Musim Penghujan : 30 – 40 Cm di atas permukaan tanah.

    Kondisi Topografi

    Lereng: 1% cenderung datar karena merupakan daerah Aluvial atau derah  endapan oleh sungai.
     Ketinggian (dpml): 13 Meter
    Kondisi Geologi
Kondisi Geologi pada kegiatan praktikum di lapangan dengan bahan  induknya yaitu:
    Aluvium, yang terdiri dari Kerakal, Kerikil, Lanau, Pasir, Lempung, dan sisa   Tumbuhan.
    Kondisi Tanah
    Pada lokasi pratikum jenis tanah yang terdapat pada desa kairatu adalah jenis tanah alluvium/ alluvial tua yang berasal dari endapan tanah alluvium yang bersal dari sungai-sungai disekitar desa kairatu.

    Kondisi Vegetasi Dan Penggunaan Lahan

Adapun beberapa vegetasi yang ada di sekitar tempat praktikum adalah :

Nama tanaman    Nama latin    Ket
Pisang    Musa paradiacal   
Kelapa    Cocos nucifera   
Aren     Arenga piñata   
Alpukat     Persea americana   
Nangka    Arthocarpus heterophyllus   
Paku-pakuan    Dryopteris filixmas   
Rumput-rumputan    Pennisetum purperium schamach   
Sungga-sungga    Euphatorium ayapanaa cent   
Bambu    Bambusa spp   
Kedondong    Spandias mombin   
Gamal    Glyricidia sepium   
Keladi    Caladium sp   
Jambu biji    Psidium guajava   
Singkong    Manihot glaziofi   
Sagu    Metroxylon sago   
Papaya    Carica papaya   
Terong     Solanum spp   
Putri malu    Mimosa pudica   
Rambutan     Nephelium lapacium   

   

2.  Data/Informasi Pengamatan Tanah
    Eksternal Karakteristik

      Lokasi praktikum terletak pada desa kairatu, Dareah bentuk lahan dan  permukiman pada daerah pratikum adalah daerah berbentuk dataran.
      Lereng berbentuk datar
      pada saat praktek cuaca (cerah berawan), dan sebaliknya hari sebelum praktek  cuaca cerah
      Kedalaman air tanah di daerah pratikum > 164 Cm dibawah permukaan tanah.

    Internal Karakteristik (Sifat Fisik, Kimia dan Biologi)

    Lapisan I kedalaman 0 – 5 Cm : Hitam Kecoklatan (10 YR 2/3); Lempung liat berdebu; Kubus menyudut, sedang, lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro sedikit, Mikro banyak ; Perakaran halus banyak; BO sedang ; pH 6,0 ; beralih ke
    Lapisan II Kedalaman 5 – 24 Cm : Coklat Gelap (10 YR 3/3); Motlling Coklat (10 YR 4/6) ; Lempung liat berdebu ; Kubus menyudut, kecil, lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro sedikit, Mikro banyak ; Perakaran halus sedang ; BO sangat banyak ; pH 5,5 ; beralih ke
    Lapisan III Kedalaman 24 – 50 Cm : Coklat kelabu kekuningan (10 YR 5/2), Motling Coklat terang kekuningan (10 YR 6/8) Sedang, sedikit ; Lempung berdebu ; Kubus membulat, sedang, lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro sedang, Mikro sedang ;  BO banyak ; pH 6,0 ; beralih ke
    Lapisan IV Kedalaman 50 – 70/80 Cm : Kelabu Kekuningan (2,5 Y 5/1), Warna tambahan Coklat kelabu kekuningan (2,5 Y 6/8), Motlling Merah gelap (7,5 R 3/4) Sedang, sedikit ; Lempung berpasir; Remah, lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro banyak, Mikro sedikit ; BO banyak ; pH 6,0 ; beralih ke
    Lapisan V Kedalaman 70/80 – 85 Cm: Orange terang kekuningan (10 YR 6/4), Coklat kekuningan (10 YR 5/8) Sedikit ; Pasir halus ; Remah; Tidak lekat ; Tidak plastis, Makro banyak, Mikro sedikit ; BO Sedang ; pH 6,0 ; beralih ke
    Lapisan VI Kedalaman 85 – 107/114 Cm : Kelabu (5 Y 5/1), Warna tambahan Orange (2,5 YR 6/8) ; Pasir Agak Kasar ; Remah, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro banyak ; BO Sangat tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke
    LapisanVII Kedalaman 107/114 - 142 Cm : Kelabu (5 Y 4/1), Warna tambahan  Coklat kekuningan (2,5 Y 5/6) ; Pasir (pasir kasar) ; Butir, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke
    Lapisan VIII Kedalaman 142 – 164 Cm : Kelabu olive (5 Y 4/2), Warna tambahan Coklat Kemerahan (2,5 YR 4/6) ; Pasir campur kerikil halus ; Butir, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke 
    >164 : Kelabu olive (5 Y 4/2), Warna tambahan Coklat Kemerahan (2,5 YR 4/6) ; Pasir campur kerikil halus ; Butir, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0.




Baca Juga :   MAKALAH EKOLOGI AIR TAWAR
                       MAKALAH PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT DAN IDEOLOGI NEGARA
           


BAB V
PEMBAHASAN


1.  Pengaruh Faktor, Sifat (Sifat Fisik, Kimia, Biologi) dan Proses Pembentukan Tanah

    Pengaruh Faktor Pembentukan Tanah
        Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, topografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan makhluk hidup. Setelah diketahui bahwa tanah berkembang terus, maka faktornya ditambah dengan waktu. Tofografi (relief) yang mempengaruhi tata air dalam tanah dan erosi tanah juga merupakan faktor pembentukan tanah.

    Sifat Fisik, Kimia, Dan Biologi

    Sifat Fisik Tanah


    Kedalaman Tanah
Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah dan bila tidak dijumpai akar tanaman, maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah (Hardjowigeno, 1987).

    Tekstur Tanah
     Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah. Partikel-partikel primer itu mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda dan dapat digolongkan kedalam tiga fraksi tersebut. Ada yang berdiameter besar sehingga dengan mudah dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi ada pula yang sedemikian halusnya, seperti kolodial, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Sarief, 1986).
    Drainase Tanah
Pembuatan fasilitas drainase mutlak diperlukan di daerah-daerah dimana muka air dekat dengan permukaan tanah bahkan menggenang, yang dimaksudkan untuk membuang air berlebihan dari profil tanah,terutama pada lapisan atas sehingga aerasi tanah yang baik tetap dipertahankan (Hakim, dkk, 1986).
Tujuan utama drainase adalah menurunkan dataran air untuk meningkatkan kedalaman pengakaran. Drainase menurunkan kandungan air pada musim semi, yang menyebabkan tanah menjadi hangat dengan lebih cepat (Foth, 1994).

    Sifat Kimia Tanah

    pH Tanah

        Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral, atau alkalin. Pernyataan ini didasarkan pada jumlah ion H dan OH dalam larutan tanah, bila dalam tanah ditemukan ion H lebih banyak dari OH, maka disebut masam. Bila ion H sama dengan OH disebut netral, dan bila ion OH lebih banyak dari pada ion H disebut ion alkalin (Hakim, dkk, 1986).
    Peranan pH tanah meliputi :
    Mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman
    Mempengaruhi nilai kapasitas tukar kation (KTK), terutama kejenuhan basa (KB) suatu tanah
    Mempengaruhi keterikatan unsur pH   
    Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
    Mempengaruhi perubahan muatan listrik pada permukaan kompleks liat atau humus (Sarief, 1989).

    C-Organik
Kandungan C-organik dalam tanah ditentukan dengan metode pembakaran kering atau pembakaran basah. Pembakaran kering dilakukan dengan cara membakar contoh tanah diatas penangas, kemudian mengukur CO2 yang dilepaskan. Pembakaran basah dilakukan dengan mengoksidasi dengan asam khormat dengan jumlah berlebihan, kemudian dititrasi terhadap kelebihan oksidan tersebut (metode Walkley-Black). Hasilnya lebih semikuantitatif, tetapi dapat dilakukan lebih cepat dan sederhana (Hardjowigeno, 1993).
    
Horizon Tanah
Susunan horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi setebal 100-120 cm disebut profil tanah. Profil tanah merupakan irisan vertical dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah.

    Sifat Biologi Tanah
    Total Mikroorganisme Tanah
    Tanah di huni oleh bermacam-macam organisme. Jumlah tiap grup organisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah.
    
Jumlah Fungi Tanah
    Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan energy dan karbon dari bahan organic, fungi di bedakan menjadi 3 golongan yaitu ragi,kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organic dalam suasana masam tidak akan terjadi.

    Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)
Bakteri pelarut p pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang jumlahnya sekitar 103-106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim phosphatase maupun asam-asam organic yang dapat melarutkan fosfat tanah maupun sumber fosfat yang diberikan. Fungsi bakteri dalam tanah turut serta dalam semua perubahan bahan organic, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan tanah.
     
Total Respirasi Tanah
    Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi  tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah seperti bahan organic tanah, transformasi N, hasil antara pH dan rata-rata jumlah mikroorganisme.

    Proses – proses pembentukan tanah
Pembentukan tanah diawali oleh proses pelapukan batuan induk menjadi bahan induk. Dengan bekerjanya faktor-faktor pembentuk tanah terutama iklim dan organisme maka terjadi perubahan ukuran bahan induk menjadi lebih kecil, serta terjadi perubahan mineral primer menjadi mineral sekunder akibat pelapukan kimia. Mineral-mineral yang berasal dari pelapukan bercampur dengan bahan organik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan yang telah mati dan mengalami dekomposisi, selanjutnya menjadi humus. Humus-humus yang berukuran koloid dengan mengandung muatan negatif terutama asam-asam organik sehingga mampu menjadi pengikat antara mineral membantuk agregat tanah. Masukan atau input dari air hujan akan menyebabkan terjadinya reaksi kimia (hidrolisis) antara air dan bahan penyusun tanah. Disisi lain dengan adanya air hujan yang mengalami infiltrasi maka terjadi ikatan antara fraksi tanah dan air. Apabila kemampuan tanah mengikat air sudah tidak ada lagi (jenuh) maka air yang ada dalam pori tanah akan mengalir ke bawah oleh pengaruh gaya gravitasi. Air yang mengalir membawa unsur-unsur yang terlarut dalam air. Unsur-unsur yang terbawa sebagian mengalami alih tempat, juga ada yang keluar dari sistim tanah masuk kedalam sungai dan terus ke laut, terutama unsur-unsur basa yang disebut dengan pencucian (leaching). Dengan adanya proses pelapukan, yang diikuti pancampuran bahan organik, pencucian, pembentukan agregat (struktur), alih tempat dan alih rupa bahan tanah maka terbentuklah horison tanah. Harison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk sejajar dengan permukaan bumi sebagai hasil dari proses pembentukan tanah.
Apabila kita menggali lapisan-lapisan horison tanah mulai dari permukaan sampai dengan batuan induk maka akan terlihat suatu penampang vertikal yang terdiri dari susunan-susunan horison tanah yang disebut dengan profil tanah. Pada tanah-tanah yang perkembangan horisonnya sempurna maka akan nampak mulai dari atas ke bawah adalah horison O, A, B, dan C. Sedangakn khusus horison A dan B disebut solum tanah. Adapun penjelasan dan pembagian dari masing-masing horison adalah sebagai berikut:

1. Horison O
Horiosn ini ditemukan terutama pada daerah hutan yang belum terganggu tanahnya. Horison O dapat dibagi atas :
    O1 horison yang bentuk asli sisa-sisa tanaman masih jelas kelihatan.
    O2 horison yang bentuk asli sisa tanaman sudah tidak bisa kelihatan.

2. Horison A
Horison A merupakan horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan harison yang proses eluviasi terjadi yaitu proses pencucian unsur-unsur dan bahan-bahan halus seperti lempung. Horison ini dibagi atas tiga bagian yaitu:
    A1: bahan mineral campur dengan humus, berwarna gelap
    A2: horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap lempung, Fe dan   bahan organik.
    A3: horison peralihan ke B, lebih menyerupai A.

3. Horison B
Horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (lempung, Fe, Al, bahan organik)
    B1 horison perlaihan dari A ke B, tetapi lebih menyerupai B.
    B2 horison penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang bahan organik.
    B3 horison peralihan ke C, tetapi lebih menyerupai B.

4. Horison C
Horison C merupakan horison yang masih sedikit mengalami pelapukan, horison C biasa juga disebut dengan horison isovolumetrik. Yaitu harison dimana volume batuan belum mengalami perubahan tetapi berat jenis batuan telah mengalami perubahan akibat adanya unsur-unsur penyusun batuan yang keluar dari batuan induk.
Dalam pembentukan tanah terjadi berbagai proses pembentukan tanah. Proses pembentukan tanahmenyangkut beberapa hal yaitu:


Tabel. Beberapa contoh Proses Pembentukan Tanah
No    Proses    Penjelasan
1    a. Eluviasi
b. Iluviasi    (4)* Pemindahan bahan-bahan tanah dari satu horison ke horison lain.
(4) Penimbunan bahan-bahan tanah dalam suatu horizon
2.     a. Leaching
b. Enrichment    (2) Pencucian basa-basa (unsur hara) dari tanah
(1) Penambahan basa-basa (unsur hara) dari tempat lain.
3    a. Dekalsifikasi
b. Kalsifikasi    (4) Pemindahan CaCO3 dari tanah atau suatu horison tanah.
(4) Penimbunan CaCO3 dalam suatu horison tanah
4    a. Desalinisasi
b. Salinisasi    (4) Pemindahan garam-garam mudah larut dari tanah atau suatu horison tanah.
(4) Pemindahan garam-garam mudah larut dalam suatu horison tanah
5    a. Dealkalinisasi (solodisasi)
b. Alkalinisasi (solonisasi)    (4) Pencucian ion-ion Na dalam suatu horison tanah.
(4) Akumulasi ion-ion Na dalam suatu horison tanah
6    a. Lessivage
b. Pedoturbasi    (4) Pencucian (pemindahan) liat dari suatu horison ke horison lain dalam bentuk suspensi (secara mekanik). Dapat terbentuk tanah ultisol (podsolik) atau alfisol.
(4) Pencampuran secara pisik atau biologik beberapa horison tanah sehingga horison-horison tanah yang telah terbentuk menjadi hilang, terjadi pada tanah-tanah vertisol (grumosol)
7    a.Podzolisasi (Silikasi)
b. Desilikasi (feralisasi, laterisasi, latolisasi    (3,4) Pemindahan Al an Fe dan atau bahan organik dari suatu horison ke horison lain secara kimia. Si tidak ikut tercuci sehingga pada horison yang tercuci meningkat konsentrasinya. Dapat terbentuk tanah spodosol (podzol)
(3,4) Pemindahan silika secara kimia keluar dari solum tanah sehingga konsentrasi Fe dan Al meningkat secara relatif. Terjadi di daerah tropika dimana curah hujan dan suhu tinggi sehingga Si mudah larut. Dapat terbentuk tanah oxisol (laterit, latosol)
8    a. Melanisasi
b. Leusinasi    (1,4) Pembentukan warna hitam (gelap) pada tanah karena pencampuran bahan organik dengan bahan mineral. Dapat terbentuk tanah Mollisol.
(4) Pembentukan horison pucat karena pencucian bahan organik.
9    a. Braunifikasi, rubifikasi, Feruginasi
b. Gleisasi    (3,4) Pelepasan besi dari mineral primer dan disperdi partikel-partikel besi oksida yang makin meningkat. Berdasar besarnya oksida dan hidrasi dari besi oksida tersebutmaka dapat menjadi coklat(braunifikasi), coklat kemerahan (rubifikasi) dan merah (feruginasi).
(3,4) Reduksi besi karena keadaan anaerobik (tergenang air) sehingga terbentuk warna kebiruan atau kelabu kehijauan.
10    a. Littering
b. Humifikasi    (1) Akumulasi bahan organik setebal kurang dari 30 cm dipermukaan tanah mineral.
(3) Perubahan bahan organik kasar menjadi humus
       
Keterangan *
(1): Penambahan bahan ke tanah
(2) kehilangan bahan dari tanah
(3) Perubahan bentuk (transformasi)
(4) Pemindahan dalam tanah (translokation)


Horison Peralihan
Horison peralihan diberi simbol dengan dua huruf besar dari masing-masing horison utama yang beralih sifat.
    Horison AB (nama lama A3): yaitu horison peralihan dari A ke B, tetapi lebih menyerupai
    Horison EB (nama lama A3): horison peralihan dari E ke B tetapi lebih menyerupai E.
    Horison BA (nama lama B1): horison peralihan dari E ke B, tetapi lebih menyerupai B.
    Horison BC (nama lama B3): horison peralihan dari B ke C, tetapi lebih menyerupai B
2.  Klasifikasi Tanah
    Dari hasil pengamatan lapangan yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan sifat dan ciri tanah dari masing-masing profil. Jenis tanah yang terdapat dilokasi praktikum (wilayah Desa Kairatu) sesuai Sistem Klasifikasi Tanah Nasional PPT (1983) dan Klasifikasi Taksonomi Tanah USDA (2003) adalah Alluvial (Fluvaquent ).
Uraian sifat jenis tanah tersebut sbb :
Alluvial (Fluvaquent)
    Tanah alluvial adalah tanah yang terbentuk dari bahan baru endapan Alluvium dengan tekstur dominan liat. Memiliki solum tanah sedang sampai dalam dengan tekstur sedang dan berdrainase buruk dan terdapat pada daerah sekitar aliran sungai. Vegetasi umumnya didominasi oleh tanaman pangan dan tanaman buah-buahan serta tanaman perkebunan, Untuk wilayah Desa Kairatu, jenis tanah ini ditemukan pada daerah belakang BPKB
    Dalam klasifikasi taksonomi tanah (USDA, 2003) termasuk dalam order Entisol karena tanah ini merupakan tanah yang belum berkembang. Termasuk dalam great Fluvaquent karena memiliki tekstur lapisan yang tidak teratur dari lapisan atas ke lapisan bawah akibat pengaruh endapan sungai dimana proses pelapukan belum sempurna terhadap satu lapisan, material/bahan baru sudah ada untuk proses pelapukan selanjutnya akibat erosi.
Sytem klasifikasi yang ada di dunia ini berbagai macam, karena banyak menggunakan system klasifikasi yang dikembangkan di Negara tersebut. Di Indonesia saja sekarang ini paling sedikit terdapat 3 system klasifikasi tanah yang masing-masing dikembangkan oleh pusat penelitian bogor ( system Dudal Soepraptohardjo,1957 ), foog and agriculture organitation (FAO) dan unitwed states department of agriculrure (USDA), amerika serikat.

3.  Analisis Sesuai Hasil Lapangan

No. Borring/Profil     : Profil Tanah 01
Lokasi             : Belakang BPKB Kairatu
Titik Koordinat      : 03°20’28,85“ LS dan 128°22’25,00“ BT
Bahan Induk         : Alluvium
Klasifikasi Tanah     : Aluvial.
Lereng             : 1 %
Drainase         : Agak Buruk
Ketinggian (dpml)     : 13 Meter
Penggunaan Lahan     : Permukiman dan Kebun Campuran
Vegetasi     : Pisang (Musa paradisiaca), Nangka (Arthocarpus heterophyllus), Kedondong (Spondies dulcis), Kelapa (Cocos nucifera), Gamal (Gliricidia sepium), Alpukat (Persea americana), Singkong (Manihot esculenta), Keladi (Colocasia esculentum), Sungga sungga (Euphatorium ayapanaa cent), Pakuan (Dryopteris filixmas) dan Rumput – rumputan (Pennisetum purperium schamach), Bambu (Bambusa spp), Sagu (Metroxylon sp), Aren (Arenga piñata), Terong (Solanum spp), Pepaya (Carica papaya), Jambu biji (Psidium guajava), Rambutan (Nephelium lapacium).

Lap     Kedalaman (cm)    Uraian
I   
0 – 5    Hitam Kecoklatan (10 YR 2/3); Lempung liat berdebu; Kubus menyudut, sedang, lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro sedikit, Mikro banyak ; Perakaran halus banyak; BO sedang ; pH 6,0 ; beralih ke


II   

5 – 24    Coklat Gelap (10 YR 3/3); Motlling Coklat (10 YR 4/6) ; Lempung liat berdebu ; Kubus menyudut, kecil, lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro sedikit, Mikro banyak ; Perakaran halus sedang ; BO sangat banyak ; pH 5,5 ; beralih ke


III
   

24 – 50    Coklat Gelap (10 YR 3/3); Motlling Coklat (10 YR 4/6) ; Lempung liat berdebu ; Kubus menyudut, kecil, lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro sedikit, Mikro banyak ; Perakaran halus sedang ; BO sangat banyak ; pH 5,5 ; beralih ke


IV   

50 – 70/80    Kelabu Kekuningan (2,5 Y 5/1), Warna tambahan Coklat kelabu kekuningan (2,5 Y 6/8), Motlling Merah gelap (7,5 R 3/4) Sedang, sedikit ; Lempung berpasir; Remah, lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro banyak, Mikro sedikit ; BO banyak ; pH 6,0 ; beralih ke

V   
70/80 – 85    Orange terang kekuningan (10 YR 6/4), Coklat kekuningan (10 YR 5/8) Sedikit ; Pasir halus ; Remah; Tidak lekat ; Tidak plastis, Makro banyak, Mikro sedikit ; BO Sedang ; pH 6,0 ; beralih k

VI   
85 – 107/114    Kelabu (5 Y 5/1), Warna tambahan Orange (2,5 YR 6/8) ; Pasir Agak Kasar ; Remah, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro banyak ; BO Sangat tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke

VII   
107/114 - 142    Kelabu (5 Y 4/1), Warna tambahan  Coklat kekuningan (2,5 Y 5/6) ; Pasir (pasir kasar) ; Butir, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke


VIII   

142 - 164    Kelabu olive (5 Y 4/2), Warna tambahan Coklat Kemerahan (2,5 YR 4/6) ; Pasir campur kerikil halus ; Butir, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke
   

>164    Kelabu olive (5 Y 4/2), Warna tambahan Coklat Kemerahan (2,5 YR 4/6) ; Pasir campur kerikil halus ; Butir, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0.


Catatan Tambahan :
? Bahan Kasar     : Pecahan batuan pada lapisan IV (Kedalaman 50 – 70/80 Cm).
? Sebaran batuan     : Kerikil pada lapisan VIII (Kedalaman 142 – 164 Cm).
? Bahan kapur (Uji HCl)    : terdapat sedikit kandungan Kapur pada lapisan II (Kedalaman 5-24 Cm).
? Kedalaman Air Tanah             : > 164 Cm dibawah permukaan tanah.
? Lama Genangan                 : > 1 Bulan (30 Hari).
? Tinggi Genangan Musim Hujan         : 30 Cm di bawah permukaan tanah.
? Tinggi Genangan Musim Kemarau         : Tidak ada.
? Tinggi Genangan Musim Penghujan         : 30 – 40 Cm di atas permukaan tanah.  



BAB VI
PENUTUP


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi  dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik, kimia, dan biologi serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkaian panjang dari berbagai proses yang membentuknya. Selain itu dari beberapa pengamatan  yang kami lakukan dilapangan terlihat bahwa setiap tanah tidak akan terdapat semua horizon tanah atau lapisan-lapisan tanah. Sedangkan untuk warna tanah yang kami amati memiliki keanekaragaman warna yang berbeda-beda. Serta kita dapat mengetahui persebaran tanah yang berbeda-beda pada setiap daerah. Dan dapat menentukan kesesuaian pengolahan tanah tersebut seperti kecocokan tanah dengan jenis tanaman  dan lain-lain. Selain itu dengan adanya praktikum ini  mahasiswa mau tidak mau harus mempelajari tentang jenis-jenis tanah di Indonesia secara lebih mendalam yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk menganalisa data yang sudah diperoleh dari pengamatan.

2. Saran
Adapun saran dari pembahasan di atas adalah :
    Sebaiknya jagalah kesuburan dan kesehatan tanah agar tidak mengalami kerusakan pada tanah. Banyaknya yang menentukan tanah itu sehat seperti tersedianya unsur hara pada tanah. Bahan organik dan juga organisme sangat berperan penting dalam membantu pembentukan dan perkembangan tanah itu.
    Pada pembahasan di atas, saya menyarankan agar lebih mengetahui tentang factor pembentukan tanah, proses pembentukan tanah, dan sifat- sifat tanah, serta mengetahui tentang tekstur tanah, warna tanah, konsistensi, berat jenis, berat volume, porositas, kadar air, daya kapiler, perkolasi, kemampuan menggenggam air, pH, kadar bahan organik dan kadar kapur pada tanah sesuai dengan daerah masing-masing. Sehingga dapat dimanfaatkan berbagai pihak untuk keperluan yang lebih lanjut dalam pengelolaan tanah.
    Khususnya bagi para petani, demi mendapatkan hasil pengolahan lahan yang maksimal maka sebelum mengelola lahan maka harus memperhatikan sifat-sifat fisik tanah. Sehingga petani akan tahu bagaimana memperlakukan tanah dilahannya agar didapatkan hasil yang memuaskan.